Postingan

Macam - Macam Nyala Api Pada Las Oksiasetilin

Gambar
  Ada tiga jenis nyala api yang dapat digunakan untuk mengelas pada las oksiasetilin, yaitu: 1.       neutral flame (nyala api netral) 2.       oxidizing flame (nyala api oksidasi) 3.       carburizing flame (nyala api karburasi)   Perbandingan antara acetylene dengan oxygen dapat menentukan jenis nyala api yang mana yang dapat digunakan. Rasio ini dapat diubah dengan menggunakan valve gas pada handpiece.   Neutral Flame Jenis nyala ini menggunakan jumlah sama antara oxygen dan acetylene. Nyala ini memiliki dua bagian yang berbeda, mereka adalah: 1.       A Envelope outer berwarna biru tua. Pada saat melakukan pengelasan, envelope outer ini melindungi weld pool dari adanya pengaruh atmosphir. 2.       Inner Cone berwarna biru mudah. Neutral flame digunakan untuk sebagian besar fusion welding dan semua aplikasi pemotongan dan pemanasan.   Gambar 1       Neutral flame   Oxidizing Flame Oxidizing flame sed

Jenis - Jenis Logam

Gambar
Pada garis besarnya logam digolongkan menjadi dua, yaitu logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro terdiri dari baja, baja tuang, paduan besi. Untuk logam non ferro dikelompokkan menjadi dua, yaitu logam berat dan logam ringan. Logam berat murni terdiri dari tembaga, timah putih, seng, timah hitam, nikel, wolfram, dan lain-lain. Sedangkan contoh logam berat paduan adalah kuningan, perunggu, dan patri. Logam ringan murni terdiri dari aluminium, perunggu, berylium. Contoh logam ringan paduan adalah anti corodal, aluman dan avional. LOGAM FERRO Logam ferro yang dimaksud adalah logam besi.  Logam besi dalam  pemakaiannya terlampau lunak, sehingga dipadukan dengan zat arang untuk  mendapatkan sifat kekerasan. Adapun menurut pembagiannya logam ferro  dibagi menjadi:  a. Besi Tuang  Komposisi: Campuran besi dan karbon, kadar karbon sekitar 4%  Sifat: Rapuh, tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, kuat dalam  pemadatan, lemah dalam tegangan  Penggunaan: Alas mesin, meja datar, badan

Peralatan Las Asetilen(OAW)

Gambar
Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las gas maka diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara umum, peralatan yang digunakan dalam gas iniadalah : 1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar, 2. Katup silinder/tabung, 3. Regulator, 4. Selang gas, 5. Torch, 6. Peralatan pengaman Tabung Gas Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Table berikut ini menunjukan kode warna tabung gas untuk berbagai jenis warna. Katup Tabung Pengatu

Macam - Macam Tuas Atau Pengungkit

Gambar
Tuas atau pengungkit adalah pesawat sederhana berguna merubah efek atau hasil pada suatu gaya. Tuas digunakan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk memudahkan pekerjaan. Suatu gaya yang dihasilkan oleh pengungkit terjadi dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik tumpu (fulcrum ), titik gaya (effort), dan titik beban (load) yang divariasikan letaknya. Pada awalnya tulisan mengenai tuas (pengungkit) ada sejak abad ke-3 SM dan dicetuskan oleh Archimedes. “Beri aku tempat untuk berdiri, dan aku akan menggerakkan bumi” adalah catatan dari Archimedes yang secara resmi menyatakan kebenaran prinsip matematika dari tuas (dikutip oleh Pappus of Alexandria). Di zaman Mesir kuno , para tukang bangunan menggunakan tuas untuk memindahkan dan mengangkat obelisk-obelisk . Tuas atau pengungkit dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Tuas Jenis Pertama Posisi titik tumpu pada tuas jenis pertama berada diantara titik gaya dan titik beban (seperti pada gambar dibawah). Makin

Jenis Dan Karakteristik Elektroda Tungsten Untuk Pengelasan TIG

Gambar
Elektroda Tungsten atau disebut juga Elektroda Wolfram dibuat dari Tungsten sinter dan untuk memperbaiki sifat-sifatnya dapat ditambah dengan oksida logam lain, pada umumnya thoriumoxid atau zirchoniumoxid. Elektroda Tungsten terdiri dari Elektroda Tungsten Murni dan Elektroda Tungsten Paduan. Baik elektroda Tungsten murni maupun paduan, memiliki keuntungan dan kerugian. Elektroda Tungsten Murni Keuntungan : harga lebih murah, pada arus bolak-balik efek rectifier tidak ada dan busur las stabil. Kerugian : daya nyala rendah, kurang awet, muatan arus rendah. Elektroda Tungten Paduan Keuntungan : lebih awet, muatan arus tinggi, daya nyala lebih baik. Kerugian : lebih mahal, dengan arus bolak-balik ada efek rectifier dan stabilitas busur rendah. Karakteristik Elektroda Tungsten berdasarkan Unsur Paduan EWTh (Elektroda Wolfram Thoriated) Thoriated Tungsten merupakan tungsten yang sangat umum digunakan di Amerika dan negara lain. Secara khusus, ia bekerja dengan baik

Sejarah Pengelasan

Gambar
Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik penyambungan logam telah diketahui dari zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Sumber energi panas yang dipergunakan pada waktu itu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau arang. Berhubung suhu yang diperoleh dengan pembakaran kayu dan arang sangat rendah maka teknik penyambungan ini pada waktu itu tidak dikembangkan lebih lanjut. Setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesat sehingga menjadi suatu teknik penyambungan yang mutakhir. Cara-cara dan teknik-teknik pengelasan yang banyak digunakan pada waktu ini seperti las busur, las resistansi listrik, las termit dan las gas, pada umumnya diciptakan pada akhir abad ke 19. Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan da

Cara Membagi Celah Dengan Rata Pada Pagar

Gambar
Pagar adalah sebuah pembatas tanah atau rumah agar bisa dibedakan tanah atau rumah tersebut. Selain itu, pagar juga berfungsi sebagai keamanan agar tak mudah di terobos. Pagar biasanya terbuat dari kayu, beton, besi dan lain-lain. Yang akan kita bahas adalah cara membagi celah pada besi, tapi rumus ini bisa digunakan juga untuk semua pagar untuk membagi celah. Berikut ini rumusnya: PC = (P + T) ÷ C - T Keterangan: PC = Panjang Celah Pagar P = Panjang Pagar T = Tebal/Panjang Bahan C = Jumlah Celah Sekarang kita coba terapkan. Diketahui: P = 100 cm T = 2 cm C = 10 celah Rumus: PC = (P + T) ÷ C - T PC = (100 + 2) ÷ 10 - 2 PC = 102 ÷ 10 - 2 PC = 10,2 - 2 PC = 8,2 cm Berikut gambar pagarnya dengan tebal frame 4 cm dan tinggi pagar 50 cm.