Sejarah Pengelasan


Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik penyambungan logam telah diketahui dari zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Sumber energi panas yang dipergunakan pada waktu itu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau arang. Berhubung suhu yang diperoleh dengan pembakaran kayu dan arang sangat rendah maka teknik penyambungan ini pada waktu itu tidak dikembangkan lebih lanjut.

Setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesat sehingga menjadi suatu teknik penyambungan yang mutakhir. Cara-cara dan teknik-teknik pengelasan yang banyak digunakan pada waktu ini seperti las busur, las resistansi listrik, las termit dan las gas, pada umumnya diciptakan pada akhir abad ke 19.

Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh Benardes dalam tahun 1885. Dalam penggunaan yang pertama ini Benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Dengan mendekatkan elektroda ke logam induk atau logam yang akan dilas sejarak kira-kira 2 mm, maka terjadi busur listrik yang merupakan sumber panas dalam proses pengelasan. Karena panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan logam induk mencair dan mengisi tempat sambungan. Dalam tahun 1889 Zerner mengembangkan cara pengelasan busur yang baru dengan menggunakan busir listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Dengan cara ini busur yang dihasilkan ditarik ke logam dasar oleh gaya elektromagnit sehingga terjadi semburan busur yang kuat. Slavianoff dalam tahun 1892 adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Dengan penemuan ini maka elektroda di samping berfungsi sebagai penghantar dan pembangkit busur listrik juga berfungsi sebagai logam pengisi. Kemudian Kjellberg menemukan bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik bila kawat elektroda logam yang digunakan dibungkus terak. Penemuan ini adalah permulaan dan penggunaan las busur dengan elektroda terbungkus yang sangat luas penggunaannya pada waktu ini.

Di samping penemuan-penemuan oleh Slavianoff dan Kjellberg dalam las busur dengan elktroda terbungkus seperti diterangkan di atas, dalam tahun 1886 Thomson menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 las oksi-asetilen mulai digunakan oleh Fouche dan Piccard. Karena banyaknya cara-cara pengelasan yang diciptakan selama dua dekade sekitar tahun 1900, maka rentang waktu tersebut disebut masa keemasan pertama untuk pengelasan logam. Selama 15 tahun sesudah tahun 1910 tidak ada penemuan-penemuan yang berarti dan baru tahun 1926 mulailah masa keemasan yang kedua dengan ditemukannya las hidrogen atom oleh Lungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener dan las busur rendam oleh Kennedy dalam tahun 1935. Penemuan las busur rendam ini membuka jalan ke arah otomatisasi dalam bidang pengelasan yang dapat memperbaiki kualitas las secara menyolok. Kemudian dalam tahun 1936 Wasserman menyusul dengan menemukan cara pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi. Dalam tahun-tahun berikutnya sampai dengan tahun 1950 tidak terjadi penemuan-penemuan baru.

Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai sampai dengan tahun 1950, telah mulai mempercepat lagi kemajuan dalam bidang las. Karena itu, tahun 1950 dapat dianggap sebagai permulaan masa keemasan yang ketiga yang masoh terus berlangsung sampai sekarang. Selama masa keemasan yang ketiga ini telah ditemukan cara-cara las baru antara lain las tekan dingin, las terak, las busur dengan pelindung gas CO2, las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, las laser dan masih banyak lagi yang lainnya. Belum semua pengelasan yang ditemukan dipergunakan dalam praktek pada waktu ini, sebagian masih memerlukan perbaikan yang mungkin dalam waktu yang dekat akan menjadi lebih bermanfaat dan dapat merupakan sumbangan yang berharga kepada kemajuan teknologi pengelasan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam - Macam Nyala Api Pada Las Oksiasetilin

Posisi Pengelasan 2F dan 2G Pipa